Image and video hosting by TinyPic

Mantan Kombatan GAM: Saat Irwandi Gubernur Kesejahteraan Lebih Terasa

Nampaknya riak-riak perpecahan mulai terasa dikalangan mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM), yang mana sejatinya mereka memilih Partai Aceh sebagai partai representatif mantan kombatan, tapi malah mereka bertekad akan mendukung calon yang maju melalui jalur independen. Hal ini diungkapkan sejumlah mantan kombatan GAM di Aceh Timur pada juangnews.com Selasa, (28/7/2015).

Mereka mengaku enggan memilih calon Gubernur Aceh yang diusung dari Partai Aceh (PA) untuk periode 2017–2022 mendatang. Alasan keengganan tersebut karena para mantan kombatan ini, saat ini merasa sangat tertindas selama Pemerintahan Aceh dipimpin oleh kalangan PA.

Hal itu diungkapkan oleh Mantan Wakil Panglima GAM Daerah II Simpang Ulim Peureulak, Aceh Timur, Samsul Bahri saat berbincang dengan wartawan, Selasa (28/7/2015), mantan kombatan GAM ini akarab disapa Abu Nawah, dirinya juga menjelaskan secara gamblang kepada awak media, terkait kekesalannya itu, hal ini disampaikan atas dasar keadaan di lapangan yang terjadi saat ini, khususnya kesejahteraan masyarakat dan mantan kombatan GAM.

“Kami yakin Partai Aceh (PA) kali ini akan kalah total dalam pemilihan Cagub–Wagub Aceh periode 2017 – 2022 mendatang. Muzakir Manaf yang diusung melalui PA, tidak akan terpilih,” ucap Abu Nawah yang didampingi Muhammad Nur alias Pusaka yang juga merupakan mantan kombatan GAM wilayah Aceh Timur.

Menurut Abu Nawah, Muzakir Manaf yang merupakan Ketua Umum Partai Aceh itu, diprediksikan tidak akan terpilih jadi Gubernur Aceh pada periode yang akan datang, dirinya juga mengungkapkan bahwa, selama ini Muzakir Manaf sangat tidak menghargai para mantan kombatan GAM yang benar-benar berjuang untuk Aceh.

“Kita lihat sekarang dia (Muzakir Manaf), memilih kasih. Banyak yang bukan orang perjuangan (GAM) dekat sama Muzakir Manaf. Sementara yang betul-betul mantan kombatan GAM tertindas. Jadi dia jangan bermimpi kami akan memberi suara ke dia untuk jadi Gubernur,” lanjut Abu Nawah.

Dikatakannya, di Wilayah Kabupaten Aceh Timur sendiri cukup banyak mantan-mantan GAM yang saat ini hidupnya jauh dari kesejahteraan, belum lagi mantan GAM di wilayah-wilayah lain.

“Rata-rata mantan GAM ini hanya bertani, kehidupan mereka sangat miskin. Hal ini berbanding terbalik dengan kehidupan mantan petinggi GAM saat ini, yang hidup mewah dan berkecukupun karena duduk dalam kekuasaan. Kami sudah pasrah sekarang, dan masyarakat Aceh juga tahu siapa itu PA. Memang PA dibuat untuk mempersatukan mantan GAM, tapi yang jadi masalah para pengurus PA tidak sepakat dengan janji-janji perjuangan GAM waktu di hutan dulu,” kata mantan kombatan ini.

Berbicara politik, lebih jauh Abu Nawah menyampaikan secara tegas, para mantan kombatan GAM umumnya di Aceh, khususnya di Aceh Timur secara personal akan mendukung Calon Gubernur yang diusung dari Independen.

“Sekali lagi, kami tidak akan mendukung PA, kami memilih Independen,” tegas dia.

Dirinya membandingkan kondisi di Aceh selama dipimpin Gubernur Irwandi Yusuf dan Gubernur Zaini Abdullah–Muzakir Manaf. Menurutnya, kesejahteraan Aceh sangat terasa saat dipimpin Irwandi Yusuf.

“Terutama masalah kesehatan, program kesejahteraan anak yatim, dan lain-lain. Tapi selama dimpin PA tidak ada hasil apa-apa, jangankan berbicara masalah kesejahteraan, butir-butir MoU Helsinki saja belum ada realisasi,” demikian disampaikan Samsul Bahri yang akrap disapa Abu Nawah, yang mengaku mewakili mantan GAM wilayah Aceh Timur.
Sumber: Juangnews.com
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :

Posting Komentar